Ngemis di Jakarta

Memang tak mudah merasakan Hari Idul Fitri di negeri orang lain (masih lingkup Indonesia kok. . hehe! maksudnya di daerah lain), Biasanya waktu lebaran banyak orang berbondong-bondong ber-mudik ria untuk sekedar bertemu keluarga tercinta di tanah kelahiranya. Berbeda terbalik dengan yang saya rasakan nich, bukanya seneng bisa selalu kumpul bareng keluarga and bertemu teman lama, saya malah pergi melancong ke jakarta untuk ngerayain Ied disana sekaligus ngerasain kuliner dengan fulus seadanya. Beruntung, sebab 2 hari pertama masih di rumah. . Sholat Ied di masjid seperti biasa, and hari kedua masih keliling ke rumah saudara-saudara sedulur walau cuman 2 person (ane ma kakak kponakan dunk!). Malamnya tak lupa numpang nimbrung silaturahim bareng temen luar desa ke rumah pak kyai yang dulu pernah saya numpang tidur di sana ( hehe. . pokokNa agag aneh, yang bukan satu kelompok cuman ane sendiri euy! sedikit nggak moed karena banyak yang nggak kenal but easy going yg penting niatanya cuy!). Sekitar jam 11 malam, telfon dan sms masuk memperingatkan bahwasanya waktu untuk segera pulang and packing, subuh githu harus berangkat dah.

Spirit morning kembali terasa sewaktu keberangkatan itu akhirnya terwujud (walau tetep little nervous sich. . phobia kalau muntah! jarang pergi jauh deng, maklum anak Ndeso, hoho. .). tepat hari rabu, tanggal 23 september 2009, Lambang’ journey to the west. Sok OKB githu naik APV yg di taksir harganya cuman 70 jutaan milik big brother padahal di rumah tumpanganya si corolla (bisa di itung berapa kali nunggang si baja hitam tuh, soalNa keseringan sakit-sakitan). Dalam perjalanan mudik (mudik yang aneh, banyak kendaraan melawan arus dari barat ke timur, eh. . kita malah sebaliknya!) bang sopir kakakku sendiri nyantai begete drive-Na, belum ampe 1 kilo kayaknya udah ngajak berhenti buat kuliner nyicipin makanan pinggir jalan. Enak sich enak soalnya gratis, tapi. . kok over dosis ya! Perut kayak nggak ada celah buat napas, huh. Lanjut cerita, kita udah sampai depan gerbang MESS halim perdana kusuma and log-in ke komplek trikora jalan radar. Nyampek rumah ada satu job yang harus di selesai’in, Bersih-bersih sebelum take a nap dong!. Sehari terlewati, malemnya bareng-bareng kita ke monas, liat gedung deplu, mahkamah agung, masjid istiqlal, and gedung presiden (Cuman iklan. .). Sayang seribu sayang, ketika aku dan keponakan pengen naik lift buat naik ke puncak monas, ternyata udah close. Jadi, towaf (keliling) ama adikku wae yang kita lakuin di sana.

Hari kamis, 24 september 2009, Rencana untuk pergi keliling jakarta timur di mulai hari itu juga dengan si keponakan. Dengan bermodalkan motor jupiter berplat nomor AE (madiun), fotokopian STNK, kita memulai perjalanan ke TMII. Hahaha. . yang namanya aja orang ndeso, ya sering tanya ama orang di jalan sono tuh! Tiap tikungan and jalan yang nggak kita tau. . sering  tanya-tanya: Tidak malu bertanya, Tidak sesat dijalan! ck-ck. . Sampai juga di pintu samping dari Taman Indonesia itu. Karcis masuk untuk berdua, menguras kantung uang Rp.24.ooo,oo. Next, Sifat narsis-pun muncul ketika mengetahui banyak panorama-panorama yang bisa di jadi’in background. Suasana begitu ramai, sepertinya banyak juga pengunjung yang berasal dari luar kota. Memasuki gedung broadcasting and journal (PERS), pengetahuan saya bertambah, melihat mesin ketik zaman dulu, Foto-foto newscaster TVRI pertama kali, alat shooting camper (camera person) untuk bikin film and berita, semua tentang sejarah kepenyiaran di simpan disitu. Kebayang gimana ya rasanya dunia pers dulunya? yang jelas banyak perjuangan dah!. Naik kereta gantung adalah hal yang paling menyebalkan di sono walaupun serasa biasa saja. Soalnya, kita harus satu tempat ama pasangan cowok cewek yang lagy berlibur juga. Hadooooowh, bikin pengen wae tu orang.

Dalam hati aku bilang: ” Aseeeeeeem!”. hahaha. .

Adik cowokku juga bilang: : “Aseeeeeeeeeeeem juga dah. . dicekokin orang pacaran depan kita”.

Ya ampun, makanan jakarte mahal-mahal cing! untung bawa air mineral jadi bisa ngirit dikit plus sebelum berangkat tadi perut harus diisi-lah. Cara yang jitu penangkal jajan di luar. Sore hari kita sudahi jelajah kaki dengan membawa botol Aqua yang habis and pulang dengan jalan yang salah. Bukanya kembali ke komplek kita malah nyasar ampe MARKAS BESAR TNI. Thank’s god atas nikmat inih. . sesampai di rumah, feelingku benar, tingkah kami hari ini jadi bahan ketawaan. Tingkah yang sok tau area jakarta ntuh ndak nahaaaaaaaan, hoho. .

Sebelumnya, kita sempet ngelakuin hal gila. Ketangkap ama polisi angkatan (PM) dikarenakan keliling MESS nggak pake helm and bawa surat-surat. Celana jeans potongan menjadi saksi bisu akan pagi itu ketika niat kita sebenarnya hanya ingin buang sampah di samping rumah pake motor 4 tak ntuh. Dari pada nyuruh orang lain buat buang dan harus ngeluarin uang sekitar 24 ribuan, mendingan buang ndiri lebih praktis. Twing! berasa penasaran ama dalem komplek, jadilah kita keliling without helm. Peraturan yang jelas-jelas sudah ada bukanya di patuhin malah di langgar, gampang sich, cukup bawa dua buah helm standar + buka helmnya ketika ketemu sang penjaga + mati’in lampu motor jika nyala. Alhasil, Mas-mas itu terbuka hatinya agy baek hati buat ngelepas kita. . berhubung masih suasana lebaran. . jadi mungkin banyak kali ya anggota keluarga orang dalam yang maen kesitu, Wiuwh!.

Yesterday is gone, hari-hari selanjutnya datang juga. Total tempat yang kita kunjungi hanya 5 : Monas, TMII, Tamini square, UI depok, and Gramedia Pusat.

Sempet ketemu artis juga deng sewaktu baca and nyari buku di gramedia. Si Gita gutawa lagi launching bukunya yang berjudul “KOTAK MUSIK GITA“. Dari deket ternyata dara itu cantik juga ya. . jadi pengen mengajukan pertanyaan simple jika sang moderator memberikan peluang bagi yang ingin bertanya, ” Syarat wajib pokok agar bisa jadi pacarnya gita gutawa apa ya?” hehehe. . Dasar wong ndeso!. Si adik keponakanku malah lebih parah, dia nggak nyadar abiz berpapasan dengan ayahnya si Gita, bang Erwin Gutawa sewaktu akan ke toilet. Katanya sich kayak pernah liat tuh orang tapi dimana yach, sok tau begete dah! hehe. . Baru nyadar setelah si bang Erwin udah nyampek jauh.

Seminggu berlalu, hari selasa tanggal 28 september saya pulang dengan membawa banyak buah tangan berupa sebuah kaos hitam ” The Beatles”, 7 buku yang bakal menjadi temen enjoy in my room. Rabu pagi, tanggal 29 september 2009, sampai juga di kampuang halaman kota gadis madiunku. tak lupa mengantar pulang adikku ke ponorogo lagi, karena sorenya dia harus ke malang buat masuk perkuliahan barunya. Walaupun Jakarta lebih modern, metropolitan, dan apa aja bakal ada di sana. . hati ini masih terpaut akan tanah kelahiranku di jawa timur. Dan satu lagi, Udah kangen ama pecel tempe kepleh ponorogo, hak-hak-hak! (tertawa lebar. .)

NB: Hadoooooooooooowh. . Foto-foto me and my nephew ketinggalan di folder komputer sono. . nggak bisa nampang  dah! hikz-hikz. .